Sunday, February 13, 2011

Galaksi Terjauh - A1689-zD1

Teleskop Hubble dan Spitzer yang dipasang di luar angkasa terus mengeksplorasi jagat raya. 12 February 2008 kedua teleskop yang juga berfungsi sebagai kamera tersebut berhasil merekam galaksi tertua dan terjauh di alam semesta.

Galaksi yang diperkirakan berjarak 13 miliar tahun cahaya dari bumi itu diberi nama A1689-zD1. Para ilmuwan meramalkan bahwa galaksi tersebut terbentuk saat alam semesta baru berusia sekitar 700 juta tahun. Bentuknya jauh berbeda dengan Galaksi Bimasakti karena termasuk di antara formasi yang kali pertama terbentuk di alam semesta ini.

“Ukurannya lebih kecil dan tipis. Galaksi itu memiliki dua pusat dan memiliki formasi bintang-bintang yang lebih ekstrem,” jelas Holland Ford, profesor astronomi dari Johns Hopkins University, AS.

Untuk melihat objek sejauh itu, para astronom menggunakan metode yang disebut lensa galaksi. Metode tersebut mengandalkan sekelompok galaksi yang letaknya lebih dekat dengan Bumi untuk digunakan sebagai lensa tambahan dan berfungsi memperkuat daya pandang teleskop Hubble maupun Spitzer.

Gaya gravitasi yang kuat di sekitar kluster galaksi akan membelokkan cahaya yang datang dari belakangnya sehingga menimbulkan efek pembesaran jika objek yang jaraknya sangat jauh itu dilihat dari Bumi. “Dalam pengamatan kali ini, galaksi tertua tersebut dapat terlihat sepuluh kali lebih terang karena efek itu. Jutaan objek yang terletak di belakang kluster terlihat ratusan kali lebih tajam,” sambungnya.

Perkiraan seniman mengenai wujud Galaksi A1689-zD1

Meski hanya dalam gambar hitam putih dan buram, jelas Ford, rekaman tersebut merupakan foto paling jelas untuk melihat objek dengan jarak sejauh itu. Dengan teleskop lebih canggih, termasuk Hubble generasi baru -yang rencananya diluncurkan pada 2013-objek-objek seperti itu akan menarik untuk dipelajari. “Ada sejumlah karakteristik tertentu pada galaksi ini. Di masa depan, sepertinya, susunan galaksi ini akan terbentuk seperti Bimasakti,” tegas Ford

Kluster A1689-zD1 itu kekuningan dengan sejumlah cahaya ungu dan putih yang berpendar mengelilinginya. Formasi galaksi baru tersebut ditemukan di sekitar formasi bintang yang lebih dulu terpetakan dan dinamakan Abell 1689.

Estimasi jarak A1689-zD1 tersebut juga didasarkan pada Abell 1689 yang berlokasi di titik dua miliar tahun cahaya dari Bumi. Gambar hasil proyeksi Hubble dan Spitzer saling mengover untuk menghasilkan sudut pandang yang lebih detail. “Akhirnya, hasil gambar Hubble ini dapat menembus lokasi yang tak terjangkau kinerja teleskop mana pun di muka bumi,” sambung Rychard Bouwens dari University California yang tergabung dalam tim peneliti tersebut.

A1689-zD1 itu diperkirakan terbentuk di era “masa kegelapan”, yaitu masa di antara terbentuknya galaksi awal setelah Big Bang (ledakan besar) terjadi. Para ahli Astronomi percaya bahwa A1689-zD1 termasuk di antara sekian galaksi yang berperan untuk mengakhiri “masa kegelapan” tersebut.

Para ahli astronomi kini mempersiapkan materi penemuan baru itu untuk diperdalam dalam penelitian lanjutan setelah teleskop generasi terbaru penerus Hubble bernama James Webb Space Telescope (JWST) diluncurkan pada 2013. Selain JWST, saat ini para ilmuwan dunia sedang merancang radio teleskop Atacama Large Millimeter Array (ALMA) yang segera dituntaskan pada 2012. “ALMA dan JWST akan menjadi kombinasi yang sangat sempurna dalam usaha memahami alam semesta ini secara utuh,” tulis mereka dalam sebuah jurnal ilmiah. (Sumber: Washington Post)

Sedikit berhitung yuk....,

1 detik cahaya = 300.000 km
1 menit cahaya = 18.000.000 km
1 jam cahaya = 1.080.000.000 km
1 hari cahaya = 25.920.000.000 km
1 tahun cahaya = 9.460.800.000.000 km

13 miliar tahun cahaya = 9.460.800.000.000.000.000.000 km

Bayangkan kita memiliki kendaraan yang sanggup membawa kita dari Jakarta ke Padang Bai yang terletak di ujung timur pulau Bali sebanyak 300.000 kali pulang pergi hanya dalam satu detik saja. Maka untuk menuju galaksi tersebut kita membutuhkan waktu 13 miliar tahun.

Baca lebih lanjut...

  © Blogger templates Redesign by Yans Jedig 2010

Back to TOP